Minggu, 25 Desember 2011

Kasih Bunda Yang Selalu Terjaga Dan Tak Mengenal Musim

            Tiada beban yang ia rasakan ketika ku mulai memasuki raganya. Tiada keluh dan kesah ketika ku mulai berkembang dalam  rahimnya. Ia selalu memberikan sejuta kasih dan sayangnya demi terjaganya diriku yang mulai besemayam di raganya.
Sepanjang waktu, tak henti-hentinya ia mendendangkan dan menyemaikan alunan ayat suci Al Qur’an untukku. Berjuta kata-kata indah selalu ia utarakan agar kelak ku selalu berucap dan bertabiat baik, seperti sang mutiara padang pasir Nabi Muhammad Saw. Ia pun tak pernah berhenti meluahkan kasih dan sayangnya kepadaku, ia selalu merawatku dengan penuh kelembutan.
Waktu berjalan seiring pergerakan bumi. Beban diperut yang ia tanggung kian berat. Namun, itu tak membuat ia mengeluh dan mengeluh. Ia tetap berkativitas tanpa mengenal lelah. Baginya, aku adalah anugerah terindah yang selalu menjadi inspirasi hidupnya.
Pergerakan waktu menghantarkan ia dalam menuju puncak menanggung beban dalam rahimnya. Waktu yang ia nanti telah tiba dan aku pun terlahir ke dunia. Saat aku lahir ia menggendong dan membelaiku. Senyum yang begitu cerah dan menawan terpancar dari wajahnya. Ia tak peduli akan lelah dan sakit yang ia rasakan. Baginya, kehadiranku bak obat yang begitu ampuhnya.
Waktu demi waktu aku pun mulai tumbuh dan mulai menikmati kehidupan balita. Ilmu demi ilmu ia ajarkan. Setiap malam ia mendendangkan lantunan ayat suci Al Qur’an dan meceritakan kisah para Nabi seraya berharap kelak aku akan seperti mereka.
Seiring berjalannya waktu, usiaku pun semakin bertambah. Ia pun mendidikku dan memberikanku kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Tak hanya pendidikan di sekolah umum yang ia berikan. Aku pun dibimbing di sekolah agama. Agar di masa yang akan datang aku bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi keluargaku, negara, agama dan orang lain.
Usiaku kian bertambah, ia pun tak pernah berhenti mendidik dan membimbingku. Ia mulai mengenalkan kepada ku beragam pekerjaan rumah. Agar aku terbiasa dan mandiri dalam mengatur hidupku.
Kini, aku pun mulai menapaki kehidupan yang penuh tantangan. Aku harus siap dalam menghadapi kehidupan di rantau orang. Kondisi yang cukup berat, bagi seorang anak yang harus jauh dari sang bunda. Namun, walau aku jauh kasih dan sayang serta doa’nya tak henti-hentinya ia persembahkan untukku.
Detik demi detik telah ia jalani, menit demi menit telah ia lalui, jam demi jam telah ia tapaki. Kasih dan sayang serta do’nya tak pernah luntur. Sungguh, kasih bunda tak mengenal musim, kasih bunda tak mengenal masa, kasih bunda tiada terbalas. Sayang bunda tiada harganya, cinta bunda tiada tandingannya. Bunda, kasih dan cinta serta sayangmu akan selalu aku semaikan dalam sanubariku, akan selalu aku tebarkan dalam perjuanganku menggapai indahnya dunia. Bunda, I love you so much.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar